Kena Batunya
Playboy. Mungkin itulah yang
pantas dikatakan untuk kakakku tersayang. Seorang yang sombong, belagu, cerewat
dan sok manis kepada semua orang. Mungkin begitu menjengkelkan namun dia adalah
orang aneh bin ajaib. Arjuna Bima Hutama, seperti namanya dia adalah seorang
pemuda yang memiliki wajah yang amat tampan, dada bidang, otot kekar, dan
digilai oleh semua wanita di kampusnya.
Bayangin wanita mana yang nggak
ngiler sama orang kaya dia. Kalo nggak ingat aku adik kandungnya udah aku gaet
dia. Dengan sifat yang romantis, suka nggombal, dan penuh perhatian. Dia bahkan
bisa menarik perhatian anak bupati sekalipun.
“Anjani, adikku sayang. Bantuin
kakakmu yang paling keren dan tampan se-Indonesia ini donk, cariin kakak cewek
yang geulis pisan. Anjani cantik deh, janji pokoknya nanti kalau dapat yang
cewek kakak harapin. Kakak bakal nurutin semua kemauan kamu.” Pintanya dengan
gombal jurus andalannya yang pasti bakal di langgarnya jika sudah mendapatkan
yang diharapin. Akhirnya aku pasti akan ditelantarkan dengan janji palsu.
Yah. .begitulah caranya
membujukku untuk mencarikan selingkuhan atau teman cewek untuk bermain. Baginya
pacaran hanyalah mencari kesenangan semata, Having
Fun. Bener laki-laki yang menyebalkan, pemberi harapan palsu, dan merupakan
racun dunia yang perlu dibinasakan.
Nggak di kampus, di jalan, di
mall dan dimanapun selalu aja godain dan nggombalin cewek. Sudah ribuan cewek menjadi
korbannya. Di tampar, dipukul, dihina, bahkan di hajar habis-habisan sudah
diterima kakak karena ceweknya yang nggak terima disakitan atau dihianatinya.
Benar-benar kasihan, tapi biarlah. Biar menjadi ganjaran untuk dia agar nggak
seenaknya mainin perasaan wanita. Tapi tetap saja nggak bisa membuat kakak
berhenti.
Berulang kali, aku nasehati kakak
namun nggak pernah digubris. Ayah Ibupun juga selalu menasehati dan
mengingatkannya bahwa perbuatannya yang suka gonta-ganti dan nyakitin wanita itu
nggak baik. Emang dasar kepala batu, udah dibilangin tetap saja ngeyel. Semua
nasehat cuma masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Nggak pernah didengerin
dan dikerjakan.
Tapi ada yang aneh, kakak yang
dulunya suka godain cewek sana sini sekarang diam aja begitu lihat cewek seksi
nan cantik yang sedang ngalor-ngidul lewatin kami. Aku merasa karena dia hanya
lagi Bad Mood saja.
Namun, kakak berubah. Sekarang
dia nggak lagi ngrayu minta aku buat nyariin cewek kalau dia kehabisan stock.
Malah sekarang aku nggak pernah lihat dia keluar malam buat tongkronging
cewek-cewek, nggak lagi nggombal-nggombal di depan temen-temen aku, nggak lagi
suka tebar pesona. Dan yang lebih buat aku heran,sekarang dia alim banget.
Pakaiannya lebih dewasa dan sok serius padahal dulu sok metropolis. Stylenya
juga kaku abis, nggak mecing sama mukanya.
Padahal style adalah nomor satu
di setiap kegiatannya bahkan dalam kehidupannya. Selalu tampil menarik dan
ganteng adalah yang paling utama. Selera pakaian dan modenya pun nggak kalah sama
Kyuhyun personil super junior idolaku.
“Wuiss..sok dewasa banget nih
sekarang. Bajunya, sepatunya terlalu serius banget sih! Apa modenya sekarang
kaya gitu sih?” Tanyaku sambil ngeledek .
“Nggak. Mode sekarang untuk cowok
dewasa tidak terlalu seserius ini.” Jawabnya enteng.
“Terus? Kenapa pakai kaya gini.
Oh aku tahu, biar mengundang perhatian cewek-cewek kan!” tebakku sekenanya.
“Nggak juga. Hanya ingin ganti
style saja.” Jawabnya lalu pergi ninggalin aku. Takut kalau aku korek-korek
lagi sepertinya.
Tapi, jujur aku masih sangat
penasaran dengan perubahan kakakku. Tak hanya sikap, pikiran, gaya bahasanya
pun berubah. Yang dulunya selalu rempong kalau jawab pertanyaan pakai
muter-muter dulu Jakarta-Bandung, sekarang jawabnya singkat, padat, jelas,
enteng, dan penuh keyakinan. Ada apa dengan cowok ini ya?
Apa! Kakak nolak di ajak jalan
sama Kirana. Kirana sang primadona sekolahku yang cantik jelita, tajir, perfect
dan dia kejar-kejar dulu. Oh My God.
“Kakak kamu belagu banget sih.
Dulu ngikutin aku kemanapun aku pergi, selalu nguntitin pantatku. Kenapa
sekarang sombong gitu?” Tanyanya padaku saat bertemu disekolah dengan penuh
kekesalan.
“Meneketehe. Lagi sarap tuh orang!
Gue aja juga bingung dengan sikapnya sekarang yang berubah 190 derajat.” Jawabku
sok keren.
“180 derajat kali. Pasti dia
kemaren habis kejedot tembok Berlin deh.”
“Kalau 180 derajat itu kurang
makanya aku tambahkan 10 derajat. Sejak kapan tembok Berlin nongkrong di
indonesia. Tapi loe tenang aja gue bakal cari penyebab kakak gue jadi agak
sinting.” Kataku menenangkan hati Kirana, padahal hatiku juga sama seperti dia.
Gak tahu, gak percaya, dan gak mengira kalau kakak gue jadi seperti itu.
Gue jedot-jedotin kepala di
tembok..ah sakit.
Gue cubit pipi yang unyu ini.. ah
sakit.
Ternyata nggak mimpi, kakak gue
shalat. Alhamdulillah, ini bener-bener mukjizat yang bener-bener luar biasa.
Nggak terasa air mata gue deres bikin air menggenang di depan pintu kamar kakak
gue. Apa yang terjadi? Kenapa kakak bisa berubah dengan tiba-tiba?
Usut punya usut ternyata kakakku
Arjuna Bima Hutama yang tersayang walaupun nyebelin sedang jatuh cinta. Dia
sedang jatuh cinta dengan mbak Kumairah anak pak haji yang baru aja
menyelesaikan kuliahnya di mesir satu bulan yang lalu. Dan cintanya yang satu
ini bener-bener tulus dari lubuk hati yang paling dalam.
Namun dayung ternyata nggak
bersambut. Cinta kakak yang bener-bener tulus ditolaknya, dengan alasan kakak
adalah berandalan yang gak punya sopan-santun, tata krama dan karena kakak
belum bisa menjadi imam yang baik soalnya nggak pernah shalat.
Makanya kakak sekarang berusaha
menjadi orang yang baik, penuh tatakrama, sopan-santun dan menghargai wanita.
Mengubah penampilan yang semula bak berandalan kece menjadi seorang laki-laki
dewasa yang penuh kewibawaan, ketegasan dan keseriusan.
Namun, setelah kakak berubah
cinta kakak tetap tidak diterima. Mbak Kumairah ternyata telah dijodohkan
dengan seorang Ustadz jebolan Mesir juga yang kini sedang mengajar di Gontor.
Semua harapan kakakku pudar. Hatinya remuk dan tertusuk-tusuk tak karuan.
Dengan air mata yang terus
mengalir semakin deras dia mencurahkan semua isi hatinya. Hatiku menjadi pilu
dan masih merasa nggak percaya. Aku kasihan kepada kakak yang selama ini selalu
menemaniku, ternyata kisah cintanya yang bener tulus dan murni berakhir tragis
tak terbalaskan. Aku memeluk erat kakak, kami berdua bak teletubis yang saling
berpelukan.
Seorang yang selama ini suka
memainkan hati wanita sesukanya dan semaunya. Sekarang harus terpuruk hanya
karena seorang wanita yang tertutup dan baru dia kenal sebulan yang lalu.
Seorang wanita yang telah berhasil membuatnya sadar berubah menjadi lebih baik.
“Sekarang kakak tahu kan
bagaimana rasanya sakit hati karena cinta! Untung nggak nggantung dipohon cabe.”
Candaku mencoba mencairkan suasana haru dan tegang yang masih menyelimuti kami.
“Iya deh. Kakak khilaf, sekarang
kakak bakal lebih menyayangi dan menghargai perempuan.”
“Termasuk sama adik yang paling
cantik dan manis ini kan.” Rayuku.
“Tentu saja. Kakak nggak bakal
berhenti untuk selalu menyayangi dan mencintai adik kakak yang satu ini. Yang
selalu menguatkan, membatu, dan mensupport kakak ketika sedang terpuruk.”
Katanya sambil memelukku erat.
“Syukur deh. Kenapa baru sadar
sekarang, kenapa nggak dari dulu saja. Punya adik yang manis nggak boleh
disia-siakan donk.” Candaku penuh manja.
“Iya deh maafkan kakak ya Anjani
Citra Hutama.” Balasnya sambil mencubit pipiku.
“Maaf terus. Belum lebaran lagi
bang.” Jawabku. Membuat aku dan kakak tertawa terbahak-bahak.
Dari kejadian ini ternyata banyak
hikmah yang terselip. Kakak menjadi orang yang baik, rajin shalat dan nggak
pernah mainin perasaan wanita lagi. Dan yang lebih senang, kakak sekarang lebih
dekat dan menyadari punya adik yang paling oke seperti aku ketimbang
ngejar-ngejar cewek nggak karuan. Selesai.
Unsur Intrinsik
1. Tema
:
2. Tokoh
dan karakter :
Ø
Arjuna : sombong, belagu, cerewet, sok manis,
suka cari perhatian, pantang menyerah.
Ø
Anjani : penyayang,
3. Latar/setting
:
Ø
Tempat : di rumah, di sekolah
Ø
Suasana : penuh penasaran
Ø
Waktu : ketika arjuna mulai menyadari
kekeliruannya.
4. Alur
: alur maju
5. Amanat
:
Ø
jangan suka mempermainkan perasaan orang lain.
Ø
Semua perbuatan pasti akan menerima balasannya.
Ø
Jangan mudah putus asa dan selalu berusaha untuk
memberikan hasil semaksimal mungkin.
6. Sudut
pandang : orang pertama pelaku utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar