Kamis, 21 November 2013



Cinta Yang Magis Tak Berakhir Manis
karya : Sonya Lianti Suparno
 
“Aku kangen banget sama kamu, pengin bertemu kamu”. Ucapan Ilham pada boneka Teddy Bear yang diberiakan Tita padanya saat masih kecil dulu.
Setiap hari Ilham selalu berangan-angan bertemu kembali dengan Tita dan menyatukan cinta mereka. Memang sungguh aneh, hanya bertemu sejak kecil dan belum bertemu dengannya setelah besar namun Ilham begitu menyayangi dan mencintainya. Cinta yang amat magis. Dan selama ini pula tak ada seorangpun wanita yang dapat merebut hatinya kecuali Tita.
 Selama ini Ilham selalu berbicara sendiri dengan boneka Teddy Bearnya yang selalu dianggap sebagai Tita. Sudah lama ia tidak berjumpa dengan gadi kecil imut dan manis itu, sekitar 10 tahun yang lalu. Ilham tinggal di Jakarta sedangkan Tita tinggal di Yogyakarta. Mereka bertemu saat masih berumur 10 tahun di Malioboro, saat Tita kehilangan Ibunya, Ilhamlah yang menemani dan membantu Tita menemukan kembali Ibunya.
Begitu indah persahabatan mereka. Banyak hal yang mereka lalui bersama dengan penuh suka cita. Keluarga merekapun turut senang karena melihat mereka yang begitu akrab.
Namun sekarang ia tak pernah bertemu gadis kecil itu setelah neneknya yang tinggal di Yogyakarta meninggal dan dia disibukkan dengan tugas sekolahnya. Mungkin tidak ada yang percaya bahwa selama ini Ilham telah jatuh cinta pada gadis kecil itu, semula ia mengganggap bahwa itu hanyalah cinta monyet yang akan hilang saat ia dewasa, namun ternyata cinta itu tumbuh subur dan selalu berkembang di hati Ilham. Walaupun ia tidak  pernah bertemu dengan Tita namun Tita telah mengisi sepenuh hatinya.
Setiap ia melihat boneka Teddy Bear yang diberikan Tita padanya saat perpisahan mereka, Ilham selau teringat kepada masa lalunya dengan Tita. Namun, Ilham begitu tersiksa dengan rasa kangen yang sangat mendalam kepada cinta monyetnya itu. Maka ia memutuskan untuk ke Yogyakarta menemui Tita.
Sial, sedih, kecewa. Mungkin itulah yang menggambarkan hatinya saat ini. Tita dan keluarganya ternyata sudah pindah dari tempat tinggal yang dulu mereka tempati. Tapi, Ilham tidak begitu saja menyerah. Dia berusaha mencari tempat tinggal Tita yang baru.
Memang kalau jodoh itu tidak kemana. Ilham menemukan Tita saat dia sedang membeli bunga ternyata dia menemukan Tita yang menjadi pemilik toko bunga itu. Namun, Tita tidak mengingat siapa dirinya.
“Tita!!” Teriak Ilham penuh keharuan sambil memeluk Tita dengan eratnya.
Plakkk.. tampar Tita setelah berusaha melepaskan pelukan dari Ilham.
“Apaan sih. Kuarang ajar sekali kamu ini.” Marah Tita.
“Aku I’am. Temen kamu semasa kecil. Apa kamu lupa?” Kata Ilham menjelaskan. Dia memangatakan nama kecilnya, berusaha agar Tita mengingatnya.
“Aku tidak mengenal kamu dan aku juga tidak merasa mempunyai teman kecil bernama I’am”. Bantah Tita dengan kekesalan yang masih terlihat jelas di raut wajahnya.
“Tapi sumpah kamu ini Tita temen aku waktu kecil. Kita pertama kali bertemu di Malioboro. Dan ini Teddy Bear yang kamu kasih ke aku waktu perpisahan.” Jelas Ilham sambil menunjukkan boneka Teddy Bearnya kepada Tita, agar Tita bisa mengingatnya.
“Kamu pasti salah orang, namaku memang Tita tapi aku bukan teman kamu. Dan aku juga tidak merasa mempunyai teman seperti kamu”. Jelas Tita dengan pergi meninggalkan Ilham yang masih penuh dengan kekecewaan.
***
Ilham masih meyakini bahwa perempuan yang tempo hari bertemu dengannya pastilah Tita, sahabatnya waktu kecil. Namun yang membuat Ilham heran Tita tidak mengakuinya. Beribu banyak pertanyaan yang mengganjal di hati Ilham yang tak pernah terjawabkan. Ilham tidak menyerah begitu saja. Setiap hari dia pergi ke Tita’s Flower untuk bertemu dengan Tita. Dia selalu berusaha membuat Tita mengingatnya kembali,
“Ada apa lagi kamu berada di sini. Ingin mengganggu saya lagi??” tanya Tita kesal karena sudah beberapa hari ini Ilham selalu berkunjung ke toko Tita. Awalnya Tita tidak menggambil pusing, namun kehadiran Ilham membuat Tita merasa tidak nyaman.
“Tidak, Aku hanya ingin membeli bunga dan melihatmu saja. Karena dengan melihatmu, hatiku sedikit terobati karena sakit menahan rasa rinduku pada sahabat kecilku.” Kata Ilham dengan wajah memelas.
“Baiklah, karena kamu sepertinya orang yang baik maka aku mau menjadi sahabatmu.” Kata Tita dengan senyum yang mengembang.
“Benarkah??” Teriak Ilham seakan tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh Tita.
“Apakah aku terlihat seperti seorang pembohong?” tanya Tita.
“Tidak. Tidak sama sekali” Timpal Ilham dengan senyum kebahagiaan.
Setelah itu mereka terlihat lebih dekat. Hampir setiap hari Ilham mengunjungi Tita. Dia selalu membawakan Tita es krim.
“Kenapa sih kamu selalu membeli es krim rasa strawberi dan coklat. Dan aku selalu yang mendapat rasa strawberi. Aku kan suka yang rasa coklat.” Kata Tita dengan wajah cemberut penuh manja.
“Iya, karena yang coklat buat aku seorang.” Timpal Ilham yang merasa ingin menang sendiri.
“Kamu curang!”
“Biarin.” Kata Ilham yang mulai teringat kembali dengan kenangan masa lalunya. Dimana Ilham yang selalu membelikan Tita es krim dan membawakan bunga matahari kesukaan Tita. Ilham selalu saja membawa es krim rasa strawberi dan coklat, kemudian dia memberikan yang rasa strawberi kepada Tita, dan jika Tita merebut es krimnya maka dia akan berlari membawa kabur es krimnya. Dan setiap Tita bertanya mengapa dia selalu memabawa es krim yang berbeda. Pasti jawabannya karena yang rasa coklat hanya buat dia seorang. Dan pada saat itulah Tita akan cemberut dan marah, namun Ilham selalu mencandainya sehingga tak ada alasan lagi bagi Tita untuk terus kesal pada Ilham.
“Ilham..!” Teriak Tita membuyarkan lamunan Ilham. “Kamu kenapa sih, bengong terus?” Tanya Tita.
“Nggak papa kok. Ayo makan lagi es krimnya.” Ajak Ilham padahal es krim Tita sudah ludes dari tadi.
***
Ilham bendandan dengan rapi untuk menemui Tita. Hari ini dia akan menyataan perasaannya kepada gadis yang selama ini dia cintai itu, walaupun hanya dalam angan-angan dan mimpi Ilham. Namun perasaanya untuk Tita adalah nyata. Tidak lupa juga Ilham membawakan bunga matahari dan es krim kesukaan Tita.
Namun semuanya sungguh pahit. Ketika Ilham sampai di Tita’s Flower, dia menemukan Tita dengan seorang laki-laki. Mereka sungguh sangat mesra. Ketika itu Tita menyadari kedatangan Ilham langsung memanggil Ilham dan mengenalkannya dengan laki-laki yang sedang bersamanya.
“Ilham kenalkan ini Benito, tunanganku. Ben kenalkan ini Ilham, sahabatku.” Kata Tita yang memperkenalkan keduanya. Merekapun saling bersalaman.
Ilham kaget tak percaya. Seketika hatinya terasa sakit tercabik-cabik dan semua itu karena Tita. Benito yang merasa bahwa Ilham menyukai kekasihnya itu langsung mengajak Ilham untuk berbica kerdua.
“Hai bung, gue minta sama loe jangan ganggu kekasih gue.” Kata Benito dengan sangat angkuh.
“Memangnya kenapa? Toh kalian belum menikah. Jadi masih ada kesempatan untukku mengambil hatinya Tita.” Sergah Ilham tak mau kalah.
“Tapi sebentar lagi kita mau menikah, jadi loe jangan berani merusak pernikahan kami. Mengerti kamu.” Gertak Benito. “dan gue juga kenal siapa loe. Loe Ilham sahabatnya Tita waktu kecil kan?”
“Kenapa kamu bisa tahu?” Kata Ilham kaget dengan pernyataan Benito.
“Tentu saja. Walaupun kamu berusaha setengah mati untuk berusaha membuat Tita mengingatmu kembali, kamu tidak akan pernah bisa. Karena Tita mengalami lupa ingatan secara permanen.” Kata Benito menjelaskan.
“Apa?? Mengapa bisa seperti itu?” Teriak Benito seakan tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Benito.
“Ya. Tita mengalami lupa ingatan setelah mengalami kecelakaan 10 tahun yang lalu. Kepalanya terbentur benda yang sangat keras dan hampir membuatnya kehilangan nyawa. Namun, Tuhan masih sayang dengan Tita. Dia masih menjaga Tita walaupun Tita harus merasa kesakitan dan membuatnya mengalami koma selama 3 bulan lamanya. Dan dia juga tidak bisa mengingat kembali masa lalunya, karena jika dia berusaha mengingat kembali masa lalunya kepalanya akan merasakan sakit yang luar biasa.” Jelas Benito.
“Lalu apa dia akan kehilangan ingatannya selamanya?” tanya Ilham sangat sedih.
“Tidak. Dia tidak akan pernah mendapatkan ingatannya kembali. Dan kecelakaan itu juga telah merenggut nyawa kedua orang tuanya. Maka setelah kecelakaan itu ayah membawanya untuk tinggal bersama kami. Dan kamipun akhirnya dijodohkan. Jadi tolong jangan membuat Tita sakit lagi dengan kahadiran kamu.” Pinta Benito.
“Baiklah demi kebahagiaan Tita aku akan berusaha untuk menjauhi dan melupakanya. Tapi aku ingin kamu berjanji untuk selalu menjaga Tita, mendampinginya dan jangan pernah sekalipun membuatnya menangis.”
Setelah kejadian itu Ilham pergi meninggalkan kota Yogakarta dengan hati yang remuk. Di Yogyakarta dia menemukan cinta dan di Yogyakarta pula dia harus kehilangan cintanya demi melihat orang yang dicintainya bahagia. Memang cinta itu kadang harus berkorban. Biarlah Yogyakarta yang menjadi saksi bisu kenangan cinta Ilham yang magis dan tak berujung manis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar