Cinta Yang Magis Tak Berakhir Manis
karya : Sonya Lianti Suparno
“Aku kangen banget sama kamu,
pengin bertemu kamu”. Ucapan Ilham pada boneka Teddy Bear yang diberiakan Tita
padanya saat masih kecil dulu.
Setiap hari Ilham selalu
berangan-angan bertemu kembali dengan Tita dan menyatukan cinta mereka. Memang
sungguh aneh, hanya bertemu sejak kecil dan belum bertemu dengannya setelah
besar namun Ilham begitu menyayangi dan mencintainya. Cinta yang amat magis.
Dan selama ini pula tak ada seorangpun wanita yang dapat merebut hatinya
kecuali Tita.
Selama ini Ilham selalu berbicara sendiri
dengan boneka Teddy Bearnya yang selalu dianggap sebagai Tita. Sudah lama ia
tidak berjumpa dengan gadi kecil imut dan manis itu, sekitar 10 tahun yang
lalu. Ilham tinggal di Jakarta sedangkan Tita tinggal di Yogyakarta. Mereka
bertemu saat masih berumur 10 tahun di Malioboro, saat Tita kehilangan Ibunya,
Ilhamlah yang menemani dan membantu Tita menemukan kembali Ibunya.
Begitu indah persahabatan mereka.
Banyak hal yang mereka lalui bersama dengan penuh suka cita. Keluarga merekapun
turut senang karena melihat mereka yang begitu akrab.
Namun sekarang ia tak pernah
bertemu gadis kecil itu setelah neneknya yang tinggal di Yogyakarta meninggal
dan dia disibukkan dengan tugas sekolahnya. Mungkin tidak ada yang percaya
bahwa selama ini Ilham telah jatuh cinta pada gadis kecil itu, semula ia
mengganggap bahwa itu hanyalah cinta monyet yang akan hilang saat ia dewasa,
namun ternyata cinta itu tumbuh subur dan selalu berkembang di hati Ilham.
Walaupun ia tidak pernah bertemu dengan
Tita namun Tita telah mengisi sepenuh hatinya.
Setiap ia melihat boneka Teddy
Bear yang diberikan Tita padanya saat perpisahan mereka, Ilham selau teringat
kepada masa lalunya dengan Tita. Namun, Ilham begitu tersiksa dengan rasa
kangen yang sangat mendalam kepada cinta monyetnya itu. Maka ia memutuskan
untuk ke Yogyakarta menemui Tita.
Sial, sedih, kecewa. Mungkin
itulah yang menggambarkan hatinya saat ini. Tita dan keluarganya ternyata sudah
pindah dari tempat tinggal yang dulu mereka tempati. Tapi, Ilham tidak begitu
saja menyerah. Dia berusaha mencari tempat tinggal Tita yang baru.
Memang kalau jodoh itu tidak
kemana. Ilham menemukan Tita saat dia sedang membeli bunga ternyata dia
menemukan Tita yang menjadi pemilik toko bunga itu. Namun, Tita tidak mengingat
siapa dirinya.
“Tita!!” Teriak
Ilham penuh keharuan sambil memeluk Tita dengan eratnya.
Plakkk.. tampar Tita setelah
berusaha melepaskan pelukan dari Ilham.
“Apaan sih. Kuarang ajar sekali
kamu ini.” Marah Tita.
“Aku I’am. Temen kamu semasa
kecil. Apa kamu lupa?” Kata Ilham menjelaskan. Dia memangatakan nama kecilnya,
berusaha agar Tita mengingatnya.
“Aku tidak mengenal kamu dan aku
juga tidak merasa mempunyai teman kecil bernama I’am”. Bantah Tita dengan
kekesalan yang masih terlihat jelas di raut wajahnya.
“Tapi sumpah kamu ini Tita temen
aku waktu kecil. Kita pertama kali bertemu di Malioboro. Dan ini Teddy Bear
yang kamu kasih ke aku waktu perpisahan.” Jelas Ilham sambil menunjukkan boneka
Teddy Bearnya kepada Tita, agar Tita bisa mengingatnya.
“Kamu pasti salah orang, namaku
memang Tita tapi aku bukan teman kamu. Dan aku juga tidak merasa mempunyai
teman seperti kamu”. Jelas Tita dengan pergi meninggalkan Ilham yang masih
penuh dengan kekecewaan.
***
Ilham masih meyakini bahwa
perempuan yang tempo hari bertemu dengannya pastilah Tita, sahabatnya waktu
kecil. Namun yang membuat Ilham heran Tita tidak mengakuinya. Beribu banyak
pertanyaan yang mengganjal di hati Ilham yang tak pernah terjawabkan. Ilham
tidak menyerah begitu saja. Setiap hari dia pergi ke Tita’s Flower untuk
bertemu dengan Tita. Dia selalu berusaha membuat Tita mengingatnya kembali,
“Ada apa lagi kamu berada di
sini. Ingin mengganggu saya lagi??” tanya Tita kesal karena sudah beberapa hari
ini Ilham selalu berkunjung ke toko Tita. Awalnya Tita tidak menggambil pusing,
namun kehadiran Ilham membuat Tita merasa tidak nyaman.
“Tidak, Aku hanya ingin membeli
bunga dan melihatmu saja. Karena dengan melihatmu, hatiku sedikit terobati
karena sakit menahan rasa rinduku pada sahabat kecilku.” Kata Ilham dengan
wajah memelas.
“Baiklah, karena kamu sepertinya
orang yang baik maka aku mau menjadi sahabatmu.” Kata Tita dengan senyum yang
mengembang.
“Benarkah??” Teriak Ilham seakan
tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh Tita.
“Apakah aku terlihat seperti
seorang pembohong?” tanya Tita.
“Tidak. Tidak sama sekali” Timpal
Ilham dengan senyum kebahagiaan.
Setelah itu mereka terlihat lebih
dekat. Hampir setiap hari Ilham mengunjungi Tita. Dia selalu membawakan Tita es
krim.
“Kenapa sih kamu selalu membeli
es krim rasa strawberi dan coklat. Dan aku selalu yang mendapat rasa strawberi.
Aku kan suka yang rasa coklat.” Kata Tita dengan wajah cemberut penuh manja.
“Iya, karena yang coklat buat aku
seorang.” Timpal Ilham yang merasa ingin menang sendiri.
“Kamu curang!”
“Biarin.” Kata Ilham yang mulai
teringat kembali dengan kenangan masa lalunya. Dimana Ilham yang selalu
membelikan Tita es krim dan membawakan bunga matahari kesukaan Tita. Ilham
selalu saja membawa es krim rasa strawberi dan coklat, kemudian dia memberikan
yang rasa strawberi kepada Tita, dan jika Tita merebut es krimnya maka dia akan
berlari membawa kabur es krimnya. Dan setiap Tita bertanya mengapa dia selalu
memabawa es krim yang berbeda. Pasti jawabannya karena yang rasa coklat hanya
buat dia seorang. Dan pada saat itulah Tita akan cemberut dan marah, namun
Ilham selalu mencandainya sehingga tak ada alasan lagi bagi Tita untuk terus
kesal pada Ilham.
“Ilham..!” Teriak Tita
membuyarkan lamunan Ilham. “Kamu kenapa sih, bengong terus?” Tanya Tita.
“Nggak papa kok. Ayo makan lagi
es krimnya.” Ajak Ilham padahal es krim Tita sudah ludes dari tadi.
***
Ilham bendandan dengan rapi untuk
menemui Tita. Hari ini dia akan menyataan perasaannya kepada gadis yang selama
ini dia cintai itu, walaupun hanya dalam angan-angan dan mimpi Ilham. Namun
perasaanya untuk Tita adalah nyata. Tidak lupa juga Ilham membawakan bunga
matahari dan es krim kesukaan Tita.
Namun semuanya sungguh pahit.
Ketika Ilham sampai di Tita’s Flower, dia menemukan Tita dengan seorang
laki-laki. Mereka sungguh sangat mesra. Ketika itu Tita menyadari kedatangan
Ilham langsung memanggil Ilham dan mengenalkannya dengan laki-laki yang sedang
bersamanya.
“Ilham kenalkan ini Benito,
tunanganku. Ben kenalkan ini Ilham, sahabatku.” Kata Tita yang memperkenalkan
keduanya. Merekapun saling bersalaman.
Ilham kaget tak percaya. Seketika
hatinya terasa sakit tercabik-cabik dan semua itu karena Tita. Benito yang
merasa bahwa Ilham menyukai kekasihnya itu langsung mengajak Ilham untuk
berbica kerdua.
“Hai bung, gue minta sama loe
jangan ganggu kekasih gue.” Kata Benito dengan sangat angkuh.
“Memangnya kenapa? Toh kalian
belum menikah. Jadi masih ada kesempatan untukku mengambil hatinya Tita.”
Sergah Ilham tak mau kalah.
“Tapi sebentar lagi kita mau
menikah, jadi loe jangan berani merusak pernikahan kami. Mengerti kamu.” Gertak
Benito. “dan gue juga kenal siapa loe. Loe Ilham sahabatnya Tita waktu kecil
kan?”
“Kenapa kamu bisa tahu?” Kata
Ilham kaget dengan pernyataan Benito.
“Tentu saja. Walaupun kamu
berusaha setengah mati untuk berusaha membuat Tita mengingatmu kembali, kamu
tidak akan pernah bisa. Karena Tita mengalami lupa ingatan secara permanen.”
Kata Benito menjelaskan.
“Apa?? Mengapa bisa seperti itu?”
Teriak Benito seakan tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh
Benito.
“Ya. Tita mengalami lupa ingatan
setelah mengalami kecelakaan 10 tahun yang lalu. Kepalanya terbentur benda yang
sangat keras dan hampir membuatnya kehilangan nyawa. Namun, Tuhan masih sayang
dengan Tita. Dia masih menjaga Tita walaupun Tita harus merasa kesakitan dan
membuatnya mengalami koma selama 3 bulan lamanya. Dan dia juga tidak bisa mengingat
kembali masa lalunya, karena jika dia berusaha mengingat kembali masa lalunya
kepalanya akan merasakan sakit yang luar biasa.” Jelas Benito.
“Lalu apa dia akan kehilangan
ingatannya selamanya?” tanya Ilham sangat sedih.
“Tidak. Dia tidak akan pernah
mendapatkan ingatannya kembali. Dan kecelakaan itu juga telah merenggut nyawa
kedua orang tuanya. Maka setelah kecelakaan itu ayah membawanya untuk tinggal
bersama kami. Dan kamipun akhirnya dijodohkan. Jadi tolong jangan membuat Tita
sakit lagi dengan kahadiran kamu.” Pinta Benito.
“Baiklah demi kebahagiaan Tita
aku akan berusaha untuk menjauhi dan melupakanya. Tapi aku ingin kamu berjanji
untuk selalu menjaga Tita, mendampinginya dan jangan pernah sekalipun
membuatnya menangis.”
Setelah kejadian itu Ilham pergi
meninggalkan kota Yogakarta dengan hati yang remuk. Di Yogyakarta dia menemukan
cinta dan di Yogyakarta pula dia harus kehilangan cintanya demi melihat orang
yang dicintainya bahagia. Memang cinta itu kadang harus berkorban. Biarlah
Yogyakarta yang menjadi saksi bisu kenangan cinta Ilham yang magis dan tak
berujung manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar